Selasa, 09 Oktober 2007

Tambahan tentang Sejarah Buddha

Pada posting sebelumnya sudah dibahas tentang definisi (data diri dari Buddha) dan masuknya agama Buddha ke Cina, pada posting kali ini saya ingin menambahkan tentang sejarah singkat hidup Buddha dan tambahan-tambahan lainnya.

Buddha sendiri merupakan suatu gelar dari orang yang telah mencapai suatu penerangan sempurna/pencerahan, orang yang telah memutuskan samsara (bebas dari kelahiran dan kematian).

Ada tiga jenis Buddha:
1. Savaka Buddha (arahat) adalah Buddha yang mencapai penerangan sempurna karena bimbingan dari Samma Sambuddha dan tidak dapat mengajarkan Dhamma (ajaran Buddha) kepada orang lain hingga orang itu mencapai penerangan sempurna juga.
2. Paccekka Buddha adalah Buddha yang mencapai penerangan sempurna karena usahanya sendiri namun tidak dapat mengajarkan Dhamma kepada orang lain hingga orang itu mencapai penerangan sempurna
3. Samma Sambuddha adalah Buddha yang mencapai penerangan sempurna dengan usahanya sendiri dan dapat mengajarkan orang lain untuk dapat mencapai penerangan sempurna.

Orang yang bercita-cita menjadi seorang Buddha/calon Buddha disebut Boddhisatva. Berdasarkan waktu seorang Boddhisatva untuk menjadi seorang Buddha, Boddhisatva dibagi 3:
1. Pannadikkha Boddhisatva adalah Boddhisatva yang memiliki kebijakanaan yang kuat.
Ia akan menjadi Buddha dalam waktu 4 asankeya (masa dunia) dan 100.000 kalpa (1 kalpa sekitar 4 milyaran tahun, maaf lupa angka pastinya)
2. Saddhadikkha Boddhisatva adalah Boddhisatva yang memiliki keyakinan yang kuat. Ia akan menjadi Buddha dalam waktu 8 asankeya dan 100.000 kalpa
3. Viriyadikkha Boddhisatva adalah Boddhisatva yang memiliki semangat yang kuat. Ia akan menjadi Buddha dalam waktu 16 asankeya dan 100.000 kalpa

Mengenai pemahaman tentang asankeya (masa dunia), saya akan coba jelaskan sbb:
Pada zaman hidup Buddha Gautama (sekitar 2500 tahun lalu) umur rata-rata manusia adalah 80 tahun (Buddha pun wafat pada usia 80 tahun). Pada zaman sekarang, mungkin bisa dibilang usia rata-rata manusia adalah 60 tahun (mengalami penurunan). Menurut Buddha usia rata-rata manusia nanti akan menurun hingga mencapai 10 tahun (karena moral manusia yang semakin menurun), dan setelah itu pada suatu masa akan meningkat kembali hingga mencapai 80.000 tahun. Setelah itu, usia manusia akan kembali menurun hingga mencapai 80 tahun, dan kembali lagi menjadi 10 tahun, kemudian akan naik lagi, turun lagi, dst. Nah, saat usia manusia dari 80 tahun hingga turun sampai 10 tahun dan naik sampai 80.000 tahun dan kembali lagi ke 80 tahun, itulah yang disebut 1 asankeya (1 masa dunia). Ow, how long..

Buddha yang ada pada masa sekarang (Buddha Gautama) adalah Buddha yang ke-28. Buddha Gautama adalah Samma Sambuddha dan saat menjadi Boddhisatva merupakan Pannadikkha Boddhisatva. (hal ini menjelaskan betapa tuanya umur alam semesta ini di mata Buddhism)

Berikut ini saya akan membahas sejarah dari Buddha Gautama (singkat saja):

Sebelum menjadi Buddha, Siddarta Gautama adalah seorang pangeran dari suku sakya, kasta ksatria, kerajaan Kapilavastu. Nama Siddharta artinya "tercapailah yang dicita-citakannya" Siddharta Gautama lahir pada bulan purnama Siddhi di Taman Lumbini, India Utara sekitar tahun 623 SM dari pasangan raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya. Ratu Maya meninggal setelah tujuh hari melahirkan Siddharta dan Siddharta diasuh oleh bibinya, Prajapati Gautami. Saat ia baru lahir, ia diramalkan oleh seorang peramal sakti bernama Asita Kaladevala bahwa ada dua pilihan dalam hidupnya kelak, yang pertama, ia akan meneruskan kerajaan ayahnya dan akan menjadi raja dunia, kedua ia akan meninggalkan keduniawian dan menjadi Buddha.

Pangeran Siddharta tumbuh menjadi pangeran yang sangat pintar dan cerdas. Dari sejak kanak-kanak ia telah menguasai ilmu astronomi, eksakta dan segala macam ilmu ketangkasan, dll. Karena kepandaiannya, pada usia 9 tahun tidak ada lagi ilmu pengetahuan yang dapat diajarkan kepadanya.

Siddharta mengikuti sayembara perlombaan untuk melamar putri Yasodhara pada saat usianya 16 tahun (sudah menjadi peraturan pada waktu itu bahwa untuk menikahi seorang putri raja harus melalui perlombaan ketangkasan). Siddharta memenangkan perlombaan itu dari pangeran-pangeran lain di berbagai penjuru negeri dan menikah dengan putri Yasodhara. Salah satu dari lomba yang diikuti pangeran Siddharta saat itu adalah lomba memanah. Busur panah yang dipakai Siddharta adalah busur terberat yang hanya dapat diangkat oleh 7 orang pria, dan hanya Siddharta yang mampu memakai busur itu. Karena image bahwa Siddharta kuat sebelum dan sesudah menjadi Buddha inilah (mungkin) juga salah satu alasan mengapa gambar Buddha dipakai pada obat kuat Aladina ini.

Karena ramalan Asita Kaladevala yang mengatakan Siddharta akan menjadi Buddha, raja Suddhodana selalu memberi Siddharta kemewahan dan selalu mencegahnya untuk mengetahui dunia luar. Siddharta hanya diizinkan sekali untuk keluar istananya, dan itu pun sudah diatur oleh raja agar semua rakyat menyambutnya dengan kegembiraan dan tidak boleh menampakkan sedikitpun penderitaan.

Namun karena Siddharta tidak percaya dengan yang ia lihat, suatu hari ia diam-diam keluar istana tanpa sepengetahuan ayahnya. Saat itulah ia melihat kenyataan yang sebenarnya, ia melihat yang sebelumnya tidak pernah ia lihat, yaitu: orang tua, orang sakit, orang mati, dan seorang pertapa. Ia baru menyadari bahwa semua orang nantinya akan tua, sakit, dan mati, sehingga ia pun mulai bosan dengan semua kemewahan yang ia miliki, karena semuanya tidak kekal dan ia akan mati tanpa membawa semua yang ia miliki. Maka ia pun berpikir untuk pergi meninggalkan istananya untuk mencari cara agar manusia bisa bebas dari usia tua, sakit, dan mati. Ia pergi pada malam hari pada bulan purnama Siddhi, dan saat itu ia berusia 29 tahun.

Siddarta pergi ke hutan Uruwela untuk bertapa, ia memotong rambutnya dan memberikan semua perhiasan dan jubah kerajaannya kepada kusirnya, Canna dan berjanji tidak akan beranjak dari tempatnya sebelum ia berhasil mencapai tujuannya. Sejak ia memotong rambutnya, sejak saat itu rambutnya tidak bertambah pendek/panjang lagi. NB: Hal ini merupakan salah satu ciri fisik dari seorang Buddha, ciri lainnya adalah, bermata biru, bertelinga panjang, jika berdiri tegak maka tangannya akan sepanjang lutut, jumlah gigi 40 dan memiliki bentuk dan besar yang sama, semua jari tangan sama panjang, seluruh tubuh simetris, telapak kakinya rata, garis tangan dan kakinya membentuk cakra,... (maap saya tidak hafal semua. he2.).

Pada awalnya ia melakukan pertapaan dengan menyiksa diri, melukai tubuh dan hanya makan yang menempel di bibir selama 6 tahun. Saat beliau hampir meninggal, ia ditolong oleh seorang pengembala kambing bernama Sujata. Saat itulah ia sadar bahwa cara yang dilakukannya adalah salah dan dapat membuatnya meninggal sebelum tujuannya tercapai.

Akhirnya Siddharta melanjutkan pertapaannya di Bodghaya di bawah pohon Boddhi dan mencapai penerangan sempurna menjadi Buddha pada bulan purnama Siddhi tahun 586 SM pada usia 35 tahun. Ia pergi ke Taman Rusa Isipatana (sekarang bernama Saranath di India) untuk mengajar Dhamma pertama kalinya kepada 5 orang pertapa bernama: Kondanna, Assaji, Mahanama, Vappa, Bhadiya.

Singkat kata, kemudian Buddha dan murid-muridnya mengajarkan Dhamma ke seluruh tempat yang mereka kunjungi. Buddha megajarkan Dhamma selama 45 tahun. Buddha wafat di Kusinara (sekarang Kusinaghar) di bawah dua pohon sala yang kembar pada bulan purnama Siddhi tahun 543 SM pada usia 80 tahun. dan murid-muridnya terus melanjutkan menyebarkan Dhamma ke seluruh dunia.

Diana Tantrayoga

Tidak ada komentar: