Jumat, 05 Oktober 2007

ditemukan...

Ini lagi cari2 data mengenai sigaret roko beras tuton, ditemukan profile dari pengusaha pendiri pabrik rokok Pusaka Hidup, pembuat rokok beras tuton ini..

kalau ada yang mau lihat ini webnya..
cuma sedikit siy isinya, tapi cukup menambah informasi yang jelas..

http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/S/ads,20030626-33,S.html

Atau bisa dilihat datanya di bawah ini..

Nama :
SLAMET SAROJO

Lahir :
Solo, Jawa Tengah, 21 November 1930

Agama :
Islam

Pendidikan :
- HIS, Wonogiri (1942)
- Taman Siswa, Mojokerto
- SMPN, Solo (1945)
- SMA, Semarang (1951)
- Akademi Kepolisian, Sukabumi (1965)

Karir :
- Tentara Pelajar Brigade 17, Kompi I Detasemen II (1945) Kepolisian terakhir berpangkat inspektur polisi (1951)
- Dirut PT Eka Djaya (1959)
- Dirut Dwima Group Holding Company, meliputi a.l.: w PT Dwimajaya Utama w Perkayuan w PT Bahana Utama Lines

Alamat Rumah :
Jalan Metro, Pondok Indah 35, Jakarta Selatan Telp: 764432

Alamat Kantor :
Wisma Antara, Medan Merdeka 17, Jakarta Pusat Telp: 343075


SLAMET SAROJO


''Berdagang itu tidak sulit,'' kata Slamet Sarojo, pemimpin berbagai perusahaan. Barangkali ia hanya berseloroh. Keberhasilan usahanya sendiri, ternyata, ditopang keuletan dan kerja keras. Dimulai sebagai agen rokok kretek Tuton Tapen, di Semarang, ia kemudian mendirikan pabrik sirlak. Sementara itu, ia juga mengageni minyak tanah, sambil memborong besi tua.

Kisah dagangnya memang tidak terlepas dari seorang pengusaha rokok kretek Tuton Tapen, Liem Giat Thiem. Slamet pernah menanam budi dengan menggagalkan perampokan di pabrik milik orang kaya dari Semarang itu. Tidak hanya memberikan modal, pengusaha itu kemudian juga mengajarkan manajemen pada Slamet.

Tetapi, sejak kecil ia memang terbiasa bekerja keras. Untuk bisa sekolah, misalnya, ia terpaksa ngenger: setiap hari bangun pukul empat pagi dan mengerjakan apa saja perintah ndoro-nya. ''Kesempatan ngenger saya gunakan untuk survive, bukan untuk mati,'' katanya kemudian. Hal berharga yang diperolehnya dari perjalanan hidupnya itu, ''Sampai sekarang saya tidak pernah merasa sulit menghadapi persoalan apa pun.''

Pada masa menjelang Kemerdekaan, Slamet -- yang juga dikenal dengan beberapa panggilan seperti: Dongklang, Karjo, dan Slamet Kusir -- masuk Tentara Pelajar (TP). Pangkatnya ketika itu sersan. Sempat belajar di Akademi Kepolisian, Sukabumi, ia terakhirnya berpangkat inspektur. Didorong keinginan hidup lebih layak, anak bungsu mantri kehutanan ini memilih keluar dari kepolisian.

Dwima Group merupakan induk berbagai cabang dan macam usahanya. Slamet bertindak sebagai direktur utama. PT Bahana Utama Lines -- armada pengangkut kayu gelondongan dan cargo umum -- miliknya, kini mengoperasikan sembilan kapal dengan bobot mati 70 ribu ton. Pernah bekerja sama dalam bisnis perkayuan dengan sebuah perusahaan Taiwan, 1969.

Dari pernikahannya dengan Aminah Lubis, ia dikaruniai tujuh anak. Di tengah kesibukannya sehari-hari, Slamet selalu menyempatkan diri bermain catur dan berenang. Ia juga betah berkemah berhari-hari di tengah hutan.

Tidak ada komentar: